Senin, 05 Desember 2011

Analisis film The Burning Season

PENDAHULUAN

Lingkungan merupakan sesuatu dimana seluruh makhluk hidup, benda, dan energi yang ada di dalamnya menjadi satu kesatuan bagi keberlangsungan makhluk hidup, tidak hanya manusia tetapi makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Masalah lingkungan yang sering kita jumpai belakangan ini tidak hanya seputar masalah industri dan lingkungannya atau polusi dan teknologi yang tidak ramah lingkungan. Masalah lingkungan juga berkaitan dengan masalah sosial dimana masalah tersebut akan mengancam pola – pola kehidupan masyarakat. Dengan semakin banyaknya masalah lingkungan yang tidak terselesaikan di sekitar kita maka banyak bermunculan gerakan-gerakan pemerhati lingkungan seperti Greenpeace. Masalah lingkungan bukan menjadi prioritas bagi sebagian orang karena masalah ini dianggap tidak terlalu penting di banding masalah ekonomi, sosial, dan pembangunan suatu wilayah terutama di negara berkembang. Akibat dari terlalaikannya lingkungan hidup di sekitar kita, munculah ketidakseimbangan ekosistem seperti kekeringan, penebangan liar, satwa – satwa yang kehilangan habitatnya, dan masalah lingkungan lainnya. Karena masalah tersebut timbulah respon individu atau kelompok tentang alam, pengalaman tersebut membentuk suatu pengetahuan tentang lingkungan. Ketika seseorang mengidentifikasikan diri mereka dengan org lain maka orang lain akan mempersepsikan kita mengenai mereka membentuk siapa kita Jika mereka dalam kesusahan atau kesulitan, kita merasakannya dengan sangat personal karena “mereka” adalah bagian dari “kita”. Dengan hal itulah muncul istilah Ecologi identification yaitu Tindakan langsung dalam mempertahankan lingkungan dan hewan dapat memuaskan secara emosi dan juga menyenangkan bagi individu.[1] Tindakan tersebut menjadi motivasi seseorang untuk bertindak secara specific dalam memperthankan alam. Masyarakat modern sekarang ini lebih bersifat antropocentrism yaitu menempatkan manusia sebagai pusat atau sesuatu yang paling penting, mereka tidak memperhatikan ada apa dengan alam atau apa yang akan terjadi dengan alam akibat dari tindakan mereka, para antropocentric hanya melihat kepuasan di balik tindakan mereka tanpa melihat akibat yang akan ditanggung. Tetapi pada dasarnya manusia memiliki suatu tanggung jawab terhadap lingkungannya sehingga orang-orang yang bersifat antropocentric percaya bahwa orang harus berubah dan mendorong orang untuk merasakan keterhubungan ekologis dan merasa diri mereka sebagai bagian dari lingkungan alam adalah cara terbaik untuk membuat mereka menjadi pelindung alam karena mereka merasakannya sebagai bagian yang penting dari diri mereka. Ecocentrism memiliki definisi yaitu cara berpikir dimana menempatkan bumi dan ekosistem menjadi pusat perhatian.[2]. Perubahan gaya hidup manusia karena melihat krisis ekologi yang dialami saat ini semua berakar pada perilaku manusia, seperti pola produksi dan konsumsi yang sangat eksesif dan tidak ekologis, semua teknologi yang ditemukan oleh manusia cenderung untuk merusak lingkungan baik secara langsung maupun tidak.[3]. Sehingga timbul bentuk radikal dari environmentalism yaitu Deep Ecology yang mendesak adanya perubahan praktek gaya dan cara-cara hidup manusia, cara-cara konkrit yang dapat berkontribusi untuk mengurangi jejak ekologis manusia atau yang disebut sebagai Ecological Footprint. Adanya pengakuan dan penghargaan terhadap keanekaragaman dan kompleksitas ekologis dalam suatu hubungan simbiosis. Hubungan simbiosis ini mengarahkan bahwa hidup secara bersama dan saling menggantungkan, sehingga keberadaan yang satu menunjang keberadaan yang lain .Kita perlu memeperhatikan anatara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sumber daya pemenuh kebutuhan yang terbatas karena jika kita membiarkan hal tersebut maka akan terjadi ketimpangan ekosistem dimana kapasitas ekologis bumi tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dalam hal ini terdapat suatu tanggung jawab tidak hanya berasal dari human akan tetapi non-human untuk generasi yang akan datang dengan memelihara integritas terhadap lingkungan alam sehingga seluruh kegiatan manusia harus memperhatikan dampaknya bagi lingkungan yang disebut juga sebagai ecological citizenship. Menurut Sutton Ecological Citizenship merupakan hak akses dan kewajiban terhadap pelestarian lingkungan alam yang muncul dari suatu pengakuan bahwa manusia dan alam adalah bagian dari eksosistem yang ada di planet dimana manusia dan alam hidup saling bergantung satu sama lainnya. Sehingga ecological citizenship membutuhkan perubahan gaya hidup bagi masyarakat modern yang bersifat konsumtif. Tetapi sangat disayangkan karena para pengusaha atau investor dalam hal produksi tidak lagi memperhatikan lingkungan sekitar mereka sendiri mereka biasanya hanya mementingkan keuntungan yang diperoleh dengan biaya produksi yang seminim mungkin. Kadang terdapat beberapa pihak instansi pemerintah yang seharusnya tidak melegalkan hal tersebut tetapi mereka malah membiarkannya karena merekapun mendapat keuntungan dari hasil produksi tersebut Untuk itu diperlukan perubahan dalam politik karena perlu ada kelompok yang berbicara untuk alam dan membawa kebutuhan alam ke keputusan politik. Sehingga adanya aturan yang jelas terhadap keberlangsungan alam dan seisinya tetapi untuk membuat lingkungan kita menjadi asri kembali tidak dapat diwujudkan melalui proses yang cepat melainkan membutuhkan keseriusan dan kesabaran yang tinggi.

PEMBAHASAN
Merujuk pada contoh kasus dalam film The Burning Season yang menceritakan tentang seseorang yang bernama Chico Mendes yang berjuang untuk mempertahankan kelestarian hutan di daerah sekitarnya. Ia bersama kelompok masyarakat daerah Cazuero di pedalaman Brazil yang ingin agar hutan hujan Amazon tidak dirusak oleh orang pendatang yang ingin mengubah fungsi hutan tersebut menjadi lahan perternakan dan mengalihkan fungsi hutan tersebut dengan cara yang tidak baik seperti pembakaran hutan dan penebangan liar. Tetapi usahanya ini tidak berjalan mulus karena para investor ini didukung oleh pemerintah sehingga lahan yang turun temurun dijaga oleh penduduk sekitar menjadi lahan milik pribadi. Perjuangan Chico Mendes untuk mendapatkan hak hutan itu kembali mendapatkan perlawanan dari para investor sehingga Chico Mendes dan beberapa pengikutnya sempat ditahan dan disiksa, selain itu mereka yang melawan para investor sering sekali dipukuli bahkan ada seorang ibu yang anaknya pun tertembak oleh para investor karena ingin agar Hutan Hujan Amazon tersebut tidak dialih fungsi menjadi peternakan. Perjuangan masyarakat setempat bersama Chico Mendes sama sekali dilarang menggunakan kekerasan atau senjata. Mereka hanya berdiri dan bertahan di perbatasan agar para investor dan pekerjanya tidak dapat lewat jalan tersebut sehingga mereka tidak akan merusak hutan itu. Masyarakat di daerah tersebut sangat menjaga alamnya, mereka tidak memakai sumber daya alam secara berlebih dan  mereka juga sangat bersahabat dengan alam. Masyarakat disana percaya akan adanya seorang tokoh bernama Curupira yaitu manusia cebol dengan kaki di atas yang menunggangi babi. Curupira ini akan marah dan mengganggu kita apabila kita mengambil sari karet dari suatu pohon secara berlebihan. Dengan adanya tokoh Curupira tersebut maka setiap orang yang memanfaatkan hasil alam akan menggunakannya dengan sebaik mungkin. Pada akhirnya Perjuangan Chico Mendes mempertahankan hutan di daerahnya membuahkan hasil. Setelah melakukan beberapa perundingan dengan pemerintah, kampanye, dan aksinya bersama masyarakat setempat maka Hutan Hujan Amazon  itu kembali menjadi milik masyarakat setempat yang sangat menjaga hutan tersebut. Tetapi setelah mendapatkan kemenangan tersebut Chico Mendes tewas karena tertembak oleh seorang penembak misterius. Dalam mengkaji masalah sosial berdasarkan kajian film di atas kita dapat merujuk pada beberapa konsep yaitu Ecological Citizenship yaitu adanya keterlibatan tanggung jawab yang baru pada non-human, untuk generasi manusia yang akan datang dan mempertahankan integritas terhadap lingkungan alam. Tanggung jawab menuju sustainable development dalam periode jangka panjang dan seluruh kegiatan manusia harus dipertimbangkan dampaknya bagi lingkungan alam. Film tersebut memperlihatkan bahwa alam seperti Hutan Hujan Amazon mempunyai peran untuk keberlangsungan hidup masyarakat setempat dan juga generasi-generasi selanjutnya, sehingga masyarakat setempat sangat memperhatikan keasrian lingkungannya. Dengan adanya pengalihan fungsi hutan mereka sadar bahwa nantinya kegiatan tersebut akan merusak lingkungan mereka dan tidak akan ada lagi yang akan bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup mereka apabila hutan tersebut sudah tidak ada. Ecological Citizenship juga membutuhkan perubahan dalam politik karena perlu ada kelompok yang berbicara untuk alam dan membawa kebutuhan mereka ke pengambilan keputusan politik. Chico Mendes merupakan seseorang yang membawa masalah tersebut ke ranah politik. Ia berusaha membuat agar orang lain sadar betapa pentingnya untuk memperthankan lingkungan dengan melakukan kampanye yang akhirnya di dengar oleh pemerintah dan melakukan kesepakatan agar hutan tersebut tidak dialihfungsikan. Selain itu film tersebut menjelaskan adanya deep ecology yang mendesak adanya perubahan parktek dari gaya dan cara-cara hidup manusia. Yang dibutuhkan menurut deep ecology bukan hanya sekedar argumentasi moral tetapi memerlukan beautiful action yaitu menginginkan cara-cara yang konkrit yang dapat berkontribusi untuk mengurangi ecological footprint. Yang dimaksud dengan ecological footprint disini adalah suatu ukuraan kapasitas ekologis bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh film yang diangkat dari kisah nyata ini bahwa Chico Mendes dan para pendukungnya tidak hanya berargumen, kampanye, dan aksi terhadap keasrian alam, mereka juga mempraktekan bagaimana cara menjaga keasrian alam tersebut yaitu dengan memanfaatkan kekayaan alam dengan sebaik mungkin. Gaya hidup maasyarakat modern yang bersifat konsumtif tidak mempengaruhi gaya hidup di daerah Hutan Hujan Amazon tersebut, mereka tidak tamak terhadap kekayaan alam, bahkan mereka membuat suatu legenda yang bernama curupira yang akan marah apabila seseorang mengambil sumber daya hutan secara berlebihan oleh karena itu mereka sangat memanfaatkan dan menggunakan sumber daya yang disediakan oleh alam. Sehingga pada saat adanya investor yang ingin merusak lingkungan daerah sekitar mereka dengan menjadikannya peternakan mereka melakukan suatu perlawanan terhadap kegiatan tersebut karena mereka mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan alam dari satu generasi ke generasi yang lain yang menyebabkan mereka melakukan perlawanan tersebut. Bagi mereka alam merupakan sesuatu yang harus dijaga untuk keberlangsungan hidup tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi hewan-hewan yang berada di sekitar. Chico Mendes dan masyarakat setempat yang telah terbiasa hidup bersama alam dan secara turun temurun mereka telah mengidentifikasikan diri mereka dengan alam, alam merupakan bagian dari mereka sehingga apabila ada sekelompok orang yang ingin merusak alam berarti merekapun merasakan bahwa orang tersebut merusak bagian dari diri mereka dan oleh karena itu timbulah suatu tindakan yang disebut ecological identification yang merupakan tindakan langsung dalam mempertahankan lingkungan dan hewan yang dapat memuaskan secara emosi dalam diri mereka sendiri dan juga menyenangkan bagi individu. Dengan cara tersebut mereka mengidentifikasikan diri dengan tempat dimana mereka tumbuh. Hutan Hujan Amazon yang berada di Cazuero di pedalaman Brazil merupakan tempat dimana mereka tumbuh dan berkembang bersama alam, alam yang mereka miliki tidak hanya menjadi mata pencaharian mereka tetapi sebagai temapat dimana mereka menggantungkan hidup. Dalam film ini pula menceritakan tentang beberapa tokoh yaitu  para investor yang bersifat anthropocentrism yang menganggap bahwa nilai-nilai perilaku manusia lebih tinggi dari nilai yang lainnya sehingga mereka leluasa melakukan sesuatu terhadap alam walaupun merekapun mengetahui apa yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan.
Para anthropocentric ini hanya melihat kepuasan di balik tindakan mereka yaitu dengan cara pengalihan hutan lindung menjadi perternakan, hal itu dilakukan demi untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperdulikan keseimbangan alam yang ada. Hal ini membuat penduduk di daerah sekitar yang lebih bersifat ecocentric, mereka menganggap bahwa alam lah yang dianggap sebagai pusat atau inti, sehingga masayarakat setempat sangat menjaga alamnya dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan gerakan penolakan terhadap pengalihan lingkungan tersebut. Mereka menggap alam adalah sesuatu yang harus dijaga kelangsungannya demi keberlangsungan manusia-manusia juga. Gerakan yang mereka lakukan tanpa menggunakan senjata dan tanpa merusak alam pula. Sehingga kelompok tersebut pada akhirnya mendapatkan apa yang mereka inginkan yaitu mengembalikan fungsi alam seperti sebelumnya.



Kesimpulan

            Alam merupakan sesuatu yang harus dijaga kelestariannya karena alam mempunyai fungsi tidak hanya sebagai tempat berlindung manusia tetapi juga sebagai habitat hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Dalam penyalahgunaan fungsi alam yang banyak merusak alam, jika kita perhatikan satu pohon dapat digunakan oleh berbagai makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Dalam contoh film diatas bahwa gerakan lingkungan yang ada hingga sekarang ini tidak lain bertujuan untuk menyelamatkan hak-hak alam yang kadang sering disalahgunakan oleh perilaku manusia. Beberapa tindakan manusia dilakukan untuk menyelamatkan alam sekarang ini, hal ini tidak dapat terlaksana apabila individu-individu tidak mempunyai kesadaran penuh untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar kita. Gerakan lingkungan hanya sebagai simbol atas kerusakan alam yang ada tetapi bukan berupa tingkat kesadaran masyarakat akan masalah lingkungan tersebut.

Saran
Pemerintah sebaiknya membuat aturan yang jelas dan keras terhadap pelanggaran hukum tentang peruskan lingkuungan serta fasilitas umum. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang tidak hanya merugikan negara tetapi juga merugikan letak tata ruang suatu wilayah. Selain itu setiap individu diberikan batas seberapa besar mereka dapat memanfaatkan alam dan diberikan sangsi apabila mereka menebang satu pohon maka mereka wajib menanam satu pohon yang lainnya.


[1]  SAP 4 “Sosiologi Lingkungan”
[2]  Sutton (Bag Glossary)
[3] http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2009/08/12/deep-ecology/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar